Cerpen Persahabatan dan Cinta
Libur sekolah telah usai, aku
bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Setelah sarapan, aku pamit pada orang tua
ku. Dengan berjalan kaki aku menjemput
kedua sahabatku Kezia dan Novia. Mereka teman satu komplek, teman bermain, teman
satu sekolah, walaupun kami berbeda tingkatan kelas. “Sya… Ayo cepat nanti kita
terlambat” panggil Kezia yang udah stand bye bersama Novia di basecamp kami.
“Iyaa.. iyaaa tunggu aku” jawabku sambil berlari. Hari ini pertama kita masuk
sekolah. sekarang Aku sudah kelas Delapan, Kezia kelas Sembilan, Novia kelas
tujuh. Sepanjang perjalanan kami asyik mengobrol tentang liburan kami selama
dua pekan. Tak terasa gerbang sekolah
sudah di depan mata, aku bergabung dengan teman-teman sekelas ku, dan mereka pun
bergabung dengan teman sekelas masing-masing.
Upacara hari senin di mulai. Semua
siswa SMP Mutiara II berkumpul rapi di lapangan untuk mengikuti upacara. Kepala
sekolah mengumumkan kalau hari ini tidak ada Kegiatan Belajar Mengajar. Semua
siswa menyambutnya dengan gembira tak terkecuali aku. Di sebelah barisan lain
terlihat dia yang dulu ku sayangi. Ya dia mantan pacar ku, yang kini berubah
seperti musuh. Kami menjalin hubungan selama tiga bulan, aku yang memutuskan
untuk berpisah darinya. Entah apa dan bagaimana perasaan dia padaku sekarang,
tapi aku merasa dia ingin kembali padaku. “Sya, lihat tuh si Rega liatin kamu
terus” cakap Aliya pada ku. “jangan-jangan dia pengen balikan sama kamu ? iya
nggak sih?” tambah Dania, “ahh.. kalian pada ngaco deh, mana mungkin dia mau
balikan sama aku, orang kemarin aja smsan sama Via”, “Wahh.. yang bener kamu
Sya, bukannya si Via itu temen deket kamu ya? Kok dia mau sama c Rega? Emangnya
dia nggak tahu hubungan kamu sama Rega dulu?” cerocos Aliya yang terus saja
memberi ku pertanyaan. “woy loh ngomong kayak petasan sunatan ya? Rame banget
satu-satu dong kalo nanya, ntar Si Tasya bingung mau jawab yang mana? Timpah
Dania. Aku tak menjawab pertanyaan mereka, aku pergi dan meninggalkannya.
Istirahat telah tiba, aku memutuskan
untuk ke kelas Kezia, dia sekelas sama Rega, tapi aku tak berharap bertemu dia.
Aku hanya ingin menemui Kezia untuk curhat dengannya tentang kedekatan Via sama
Rega. Kezia bilang “ntar gue marahin tuh si Via, masa mantan teman sendiri
masih di embat juga. Nggak tahu malu banget sih tuh anak”. Aku hanya menjawab
“terserah kamu lah Kez, aku nggak tahu harus gimana lagi”. Aku pun kembali ke
kelas ku. Bel pulang berbunyi, kami pulang bertiga seperti biasa, menyusuri
jalan yang penuh dengan pepohonan. “Via, loh suka kontekan sama si Rega ya?”
tanya Kezia pada Via. “iya,tapi gue nggak maksud buat deket sama dia kok, dia
yang sms gue duluan”bela Via. “ya harusnya nggak boleh ladenin dia dong! Loh
kan tahu si Rega mantannya si Tasya. Loh Parah deh Vi” balas Kezia. “maafin aku
ya Sya, aku nggak bakal smsan atau apapun sama si Rega lagi. aku janji” jawab
Via. “aduh.. udah deh, aku percaya kok sama kamu Vi, kamu kan temen deket aku,
masa kamu mau khianatin aku” sahut aku memecahkan pertikaian
mereka. Setelah perbincangan itu kami tak mempermasalahkan hal itu lagi.
Beberapa minggu kemudian…
“Tasya,
kamu harus tahu” isi sms Novia padaku, “tau apa sih Vi?” balas ku. “tapi kamu
jangan kaget ya? Masalahnya in tentang persahabatan kita, Kezia dua hari yang
lalu jadian sama Rega mantan kamu” isi pesan kedua yang di kirimkan Via padaku.
Seketika itu aku hanya terdiam dan tak percaya dengan apa yang di katakan Via
barusan. Masa iya Kezia lakuin itu padaku. Dia kan yang comblangin aku sama
Rega dulu, dia juga yang menentang kedekatan Novia dengan Rega. Ini aneh
sekali. Lalu, aku memutuskan untuk menemui Kezia di Basecamp aku ingin
memastikan kabar dari Via tadi. Dan kezia pun tiba, “maafin gue ya Sya, gue
udah khianatin loh, gue udah jadian sama Rega, maafin gue” ucap kezia sambil
memelukku. Seakan-akan aku mendengar petir di siang hari yang terik, aku tak
percaya ini terjadi padaku. “gue mohon maafin gue Sya” Kezia memohon padaku.
“udah lah, kamu nggak perlu mohon-mohon kayak gitu, terserah kamu mau lanjut
atau nggak. Yang pasti saat ini aku kecewa banget sama kamu Kez” ucapku sambil
meninggalkan dia pergi.
Hari
berikutnya, aku pergi sekolah bersama Novia, kita tak lagi bertiga. Kezia
memilih untuk pulang sekolah bersama pacar barunya, Rega. Aku dan Novia tidak
menjauh dari Kezia, tapi Kezia yang justru menjauh dari kami. Aku nggak tahu
apa yang terjadi padanya.
Malam ini
aku sedang santai membaca Novel baru ku, tiba-tiba hp ku berdering tanda
panggilan masuk. “nomer baru, siapa ini?” tanya ku pada penelpon itu. “ini gue
Rega, gue Cuma mau tanya aja, kamu udah denger tentang aku sama kezia?”, “udah
tahu, emangnya kenapa? Awas ya kalo loh mainin perasaan Kezia” ancam ku
padanya. “permainan udah di mulai lagi Sya, gue nggak cinta sama Kezia, gue
sayangnya sama loh Sya, gue jadian sama Kezia cuman buat main-main aja kok.
Haha” ungkapnya panjang lebar. “loh keterlaluan banget sih, pengecut loh” ketus
ku padanya dan aku langsung menutup telpon.
Bagaimana
ini, apa yang harus ku lakukan? Aku ingin memberitahu Kezia tapi dia selalu
tidak ingin bertemu denganku, ku ambil ponsel ku dan ku mencari nama Kezia di
buku telpon. Tapi tidak ada. Aku mencoba memberitahu Novia dan Novia kaget
mendengar hal itu. Beberapa hari kemudian, aku mendengar berita kalo ternyata
Rega dan Kezia sudah putus. Aku tersontak kaget akan hal itu. Di balik putusnya
hubungan itu, kezia bergabung kembali bersama kami. Lalu, ku ceritakan semuanya
percakapan aku dengan Rega di telpon kemarin-kemarin. Kezia kaget dan bilang
“kenapa kamu nggak bilang dari dulu”, “kamu yang selalu menjauh dari
kami.”balasku. setidaknya ada hikmah di balik ini semua. Persahabatan yang kita
bina dari kecil tidak akan runtuh begitu saja oleh kehadiran seorang lelaki.
Selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar