Sabtu, 21 Februari 2015

Antara Aku, Kau dan Dia


Cerpen Persahabatan dan Cinta



            Libur sekolah telah usai, aku bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Setelah sarapan, aku pamit pada orang tua ku.  Dengan berjalan kaki aku menjemput kedua sahabatku Kezia dan Novia. Mereka teman satu komplek, teman bermain, teman satu sekolah, walaupun kami berbeda tingkatan kelas. “Sya… Ayo cepat nanti kita terlambat” panggil Kezia yang udah stand bye bersama Novia di basecamp kami. “Iyaa.. iyaaa tunggu aku” jawabku sambil berlari. Hari ini pertama kita masuk sekolah. sekarang Aku sudah kelas Delapan, Kezia kelas Sembilan, Novia kelas tujuh. Sepanjang perjalanan kami asyik mengobrol tentang liburan kami selama dua pekan.  Tak terasa gerbang sekolah sudah di depan mata, aku bergabung dengan teman-teman sekelas ku, dan mereka pun bergabung dengan teman sekelas masing-masing.
            Upacara hari senin di mulai. Semua siswa SMP Mutiara II berkumpul rapi di lapangan untuk mengikuti upacara. Kepala sekolah mengumumkan kalau hari ini tidak ada Kegiatan Belajar Mengajar. Semua siswa menyambutnya dengan gembira tak terkecuali aku. Di sebelah barisan lain terlihat dia yang dulu ku sayangi. Ya dia mantan pacar ku, yang kini berubah seperti musuh. Kami menjalin hubungan selama tiga bulan, aku yang memutuskan untuk berpisah darinya. Entah apa dan bagaimana perasaan dia padaku sekarang, tapi aku merasa dia ingin kembali padaku. “Sya, lihat tuh si Rega liatin kamu terus” cakap Aliya pada ku. “jangan-jangan dia pengen balikan sama kamu ? iya nggak sih?” tambah Dania, “ahh.. kalian pada ngaco deh, mana mungkin dia mau balikan sama aku, orang kemarin aja smsan sama Via”, “Wahh.. yang bener kamu Sya, bukannya si Via itu temen deket kamu ya? Kok dia mau sama c Rega? Emangnya dia nggak tahu hubungan kamu sama Rega dulu?” cerocos Aliya yang terus saja memberi ku pertanyaan. “woy loh ngomong kayak petasan sunatan ya? Rame banget satu-satu dong kalo nanya, ntar Si Tasya bingung mau jawab yang mana? Timpah Dania. Aku tak menjawab pertanyaan mereka, aku pergi dan meninggalkannya.
            Istirahat telah tiba, aku memutuskan untuk ke kelas Kezia, dia sekelas sama Rega, tapi aku tak berharap bertemu dia. Aku hanya ingin menemui Kezia untuk curhat dengannya tentang kedekatan Via sama Rega. Kezia bilang “ntar gue marahin tuh si Via, masa mantan teman sendiri masih di embat juga. Nggak tahu malu banget sih tuh anak”. Aku hanya menjawab “terserah kamu lah Kez, aku nggak tahu harus gimana lagi”. Aku pun kembali ke kelas ku. Bel pulang berbunyi, kami pulang bertiga seperti biasa, menyusuri jalan yang penuh dengan pepohonan. “Via, loh suka kontekan sama si Rega ya?” tanya Kezia pada Via. “iya,tapi gue nggak maksud buat deket sama dia kok, dia yang sms gue duluan”bela Via. “ya harusnya nggak boleh ladenin dia dong! Loh kan tahu si Rega mantannya si Tasya. Loh Parah deh Vi” balas Kezia. “maafin aku ya Sya, aku nggak bakal smsan atau apapun sama si Rega lagi. aku janji” jawab Via. “aduh.. udah deh, aku percaya kok sama kamu Vi, kamu kan temen deket aku, masa  kamu  mau khianatin aku” sahut aku memecahkan pertikaian mereka. Setelah perbincangan itu kami tak mempermasalahkan hal itu lagi.
 Beberapa minggu kemudian…
“Tasya, kamu harus tahu” isi sms Novia padaku, “tau apa sih Vi?” balas ku. “tapi kamu jangan kaget ya? Masalahnya in tentang persahabatan kita, Kezia dua hari yang lalu jadian sama Rega mantan kamu” isi pesan kedua yang di kirimkan Via padaku. Seketika itu aku hanya terdiam dan tak percaya dengan apa yang di katakan Via barusan. Masa iya Kezia lakuin itu padaku. Dia kan yang comblangin aku sama Rega dulu, dia juga yang menentang kedekatan Novia dengan Rega. Ini aneh sekali. Lalu, aku memutuskan untuk menemui Kezia di Basecamp aku ingin memastikan kabar dari Via tadi. Dan kezia pun tiba, “maafin gue ya Sya, gue udah khianatin loh, gue udah jadian sama Rega, maafin gue” ucap kezia sambil memelukku. Seakan-akan aku mendengar petir di siang hari yang terik, aku tak percaya ini terjadi padaku. “gue mohon maafin gue Sya” Kezia memohon padaku. “udah lah, kamu nggak perlu mohon-mohon kayak gitu, terserah kamu mau lanjut atau nggak. Yang pasti saat ini aku kecewa banget sama kamu Kez” ucapku sambil meninggalkan dia pergi.
Hari berikutnya, aku pergi sekolah bersama Novia, kita tak lagi bertiga. Kezia memilih untuk pulang sekolah bersama pacar barunya, Rega. Aku dan Novia tidak menjauh dari Kezia, tapi Kezia yang justru menjauh dari kami. Aku nggak tahu apa yang terjadi padanya.
Malam ini aku sedang santai membaca Novel baru ku, tiba-tiba hp ku berdering tanda panggilan masuk. “nomer baru, siapa ini?” tanya ku pada penelpon itu. “ini gue Rega, gue Cuma mau tanya aja, kamu udah denger tentang aku sama kezia?”, “udah tahu, emangnya kenapa? Awas ya kalo loh mainin perasaan Kezia” ancam ku padanya. “permainan udah di mulai lagi Sya, gue nggak cinta sama Kezia, gue sayangnya sama loh Sya, gue jadian sama Kezia cuman buat main-main aja kok. Haha” ungkapnya panjang lebar. “loh keterlaluan banget sih, pengecut loh” ketus ku padanya dan aku langsung menutup telpon.
Bagaimana ini, apa yang harus ku lakukan? Aku ingin memberitahu Kezia tapi dia selalu tidak ingin bertemu denganku, ku ambil ponsel ku dan ku mencari nama Kezia di buku telpon. Tapi tidak ada. Aku mencoba memberitahu Novia dan Novia kaget mendengar hal itu. Beberapa hari kemudian, aku mendengar berita kalo ternyata Rega dan Kezia sudah putus. Aku tersontak kaget akan hal itu. Di balik putusnya hubungan itu, kezia bergabung kembali bersama kami. Lalu, ku ceritakan semuanya percakapan aku dengan Rega di telpon kemarin-kemarin. Kezia kaget dan bilang “kenapa kamu nggak bilang dari dulu”, “kamu yang selalu menjauh dari kami.”balasku. setidaknya ada hikmah di balik ini semua. Persahabatan yang kita bina dari kecil tidak akan runtuh begitu saja oleh kehadiran seorang lelaki.

Selesai


Tidak ada komentar:

Posting Komentar