KU TITIPKAN AYAH PADA MU YA ALLAH
Akhir-akhir
ini aku sibuk mengurus studyku, yang sebentar lagi aku akan menjadi siswi
sekolah menengah atas. Kenalkan nama ku Aliya, aku orangnya sangat simple dan
apa adanya. Aku mempunyai dua orang kakak, dan seorang adik yang masih kecil.
Hidup dengan keluarga yang lengkap dan banyak orang yang menyayangiku itu hal
yang luar biasa, dan aku bersyukur untuk itu.
Dini hari, aku dan keluarga sahur
bersama, walaupun ngantuk tapi ku coba membuka mata ini dan mulai menikmati
masakan yang di buat ibu. “ayo cepat makan yang banyak biar puasanya kuat dan
nggak lemas” kata ibu “iya bu, ini Aliya mau makan yang banyak kok, masakan ibu
kan enak sekali” jawab ku. Ayah ku hanya tersenyum melihat ku memuji ibu.
Setelah selesai menyantap hidangan dan solat subuh berjamaah, ayah pamit karna
beliau harus berangkat bekerja subuh ini juga. “bu, ayah pamit dulu ya..
assalamualaikum..” pamit ayah pada ibu, “iyaa yah, hati-hati di jalan,
waalaikumsallam..”jawab ibu sambil mencium tangan ayah. Ayah berangkat menggunakan sepeda motor.
Pukul 08.00 WIB, aku mendengar kabar
kalau ayahku kecelakaan, tapi aku tak percaya. Dan ku lihat semua orang dirumah
dan tetangga ku pada sibuk. Aku hanya terdiam melihat kesibukan yang terjadi di
rumahku. Aku tidak tahu siapa yang akan datang ke rumah ku, hingga ada
penyambutan seperti ini. Lalu, ibu menghampiriku dengan uraian air mata yang
mengalir di pipinya “Aliya.. ayah Aliyaa”, “ada apa dengan ayah bu? Katakan
padaku apa yang terjadi padanya? Mengapa semua orang di rumah ini menangis ?” tanya
ku pada ibu sambil memeluknya. “ayah mu sudah meninggal nak, beliau kecelakaan”
jelas ibu yang tak henti-hentinya menangis. Entah apa yang masuk dalam raga
ini, aku merasa tubuhku terguncang hebat
mendengar hal itu. Aku menangis dan tak sadarkan diri.
Tak lama setelah itu, sirine
ambulance terdengar, keluarga juga kerabat bercucuran air mata, aku mulai lemas
lagi dan akhirnya aku pingsan.Beberapa selang kemudian, aku terbangun dan
mencoba melihat jasad ayah yang sudah terbungkus pakaian terakhirnya kain
kafan. Aku masih tak percaya sosok lelaki hebat yang telah membesarkan dan
mendidik ku sekarang terwujud kaku di depan mata. Aku memeluknya dan tak ingin
ku melepaskan pelukan ini, karna ku tahu aku tidak akan memeluk ayah lagi.
Orang-orang yang berada di sekeliling ku mencoba menenangkan ku, tapi aku tak
menghiraukannya. Aku terus menangis, dalam hati yang paling dalam aku menjerit
begitu kencang akan cobaan yang telah ku terima dari Allah SWT. teman-teman ku
berdatangan , mereka memberi support dan menenangkan ku, dan mereka mencoba menghiburku
dalam hidup yang penuh keputusaan ini. Dan entah apa yang akan terjadi pada
hidupku setelah ini, yang pasti saat ini aku tak berdaya. Semakin siang kerabat-kerabatku berdatangan dengan
air mata yang menghiasi pipi mereka, saat itu aku berpikir, bukan hanya aku
yang kehilangan sosok ayah tapi mereka juga.
Setelah selesai menyolatkan jenazah,
tiba saatnya untuk mengantarkan ayah ke tempat peristirahatan terakhirnya,
sepanjang perjalanan ke TPU, aku tak henti-hentinya menangis dan menjerit
histeris, karna aku merasa hidupku tidak ada apa-apanya lagi setelah kepergian ayah. Aku masih tak percaya
ini terjadi.
Beberapa bulan telah berlalu,
sekarang aku sudah mulai mengikhlaskan kepergian ayah,walaupun aku selalu
teringat padanya ketika mengenang semua kenangan kebersamaan kita. Kadang aku
merasa iri pada mereka, yang diantarkan sekolah oleh ayahnya. Sedangkan aku?
Aku juga ingin seperti mereka. Sekarang ini hanya do’a yang bisa aku
persembahkan untuk ayah, aku selalu berdo’a untuk ayah semoga tenang di alam
sana. Aliya janji yah, Aliya bakal bikin ayah bangga. Aliya janji. Ku titip
ayah ku padamu Ya Allah.
Note:
Untuk teman-teman yang masih mempunyai ayah hingga saat ini, sayangilah ayah,
jangan membuat ayah kecewa. Nikmati kebersamaan kalian bersama orang-orang
tersayang,karna waktu tak bisa di putar kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar