My Boyfriend is My Senior
Brukkk… suara buku jatuh, tak sadar ternyata gue menabrak
seseorang di hadapan gue.”ehh aduh maaf yaa” sapa gue pada sosok lelaki yang
memakai jas macam yang mau siding skripsi “nggg… nggak apa-apa, justru gue yang
harusnya minta maaf karna berdiri di tengah jalan dan sibuk memainkan ponsel
begini”ucapnya sambil membereskan buku-buku yang tergeletak di lantai. Dia ,memalingkan
wajahnya ke hadapan gue, seketika gue terkejut dan tak mampu berkata-kata lagi,
dia menatap gue dan gue juga memandangnya “ehh maaf yaa, jadi gini” ucapnya
lagi. “iyaa iyaa santai ajaa ..”. “gue harus cepet-cepet masuk soalnya udah di
tunggu sama dosen, kapan-kapan kita ketemu lagi yaa! dahhh…”ucapnya sambil
berlari-lari kecil. Siapa dia, kenapa gue merasakan sesuatu yang aneh, apa gue jatuh
cinta padanya?
“Zahra.. loh kemana
aja sih? Gue cariin dari tadi, ayo cepet kita ada kelas sekarang.. “ Cerocos
Rika teman baik ku sejak SMP, dia terus ngikutin gue, kuliah pun sama, dia
tidak mau pisah dari gue, bahkan dia memilih jurusan yang sama dan di kelas
yang sama pula. “ya udahh ayok, loh jangan nyerocos aja”timpa gue. Oh iya nama
gue Zahra Luttfia Fauzan biasa di panggil Ara, Mahasiswi Universitas Trisakti
Jurusan Ekonomi. Gue baru semester 4, masih bisa di bilang junior lah. Hihihi
“Ra tadi loh kemana sih? Kok ke perpus lama
banget?” tanya Rika dengan memasang muka seriusnya. “loh tahu nggak? Tadi gue ketemu
sama kakak ganteng, terus dia natap gue gitu, dia juga bilang kalo dia pengen
ketemu lagi sama gue”, “ahhh.. loh nggak usah mimpi deh Ra, ini siang bolong
bangun woyy” teriak Rika yang tak percaya akan cerita gue. “Ini serius Ka, loh
rese deh. Mana mungkin gue bohong, gue kan orang paling jujur no 1 di dunia
ini”, “prettt .,. gue nggak percaya, kalo emang bener , loh pasti tahu dong
siapa namanya? Hayoo lohh… “ goda Rika. “namanya siapa yaa? Gue belum sempet kenalan
sama dia, dia kan buru-buru” “ahh luh mah ngeles mulu kek bajaj” balas Rika.
****
Hari
ini gue datang pagi-pagi ke kampus karna ada sesuatu hal yang belum gue
kerjain, gue langsung tancap gas motor scooter gue. Di depan gerbang gue lihat
kakak ganteng. Dan gue memberanikan diri untuk menghampirinya “permisi..”
basa-basi gue pura-pura lewat di hadapannya, “eh.. kita kan pernah ketemu ya,
yang kita tabrakan itu” sapa kakak ganteng membuka pembicaraan, “ohhh ..
iya-iya inget-inget” balas gue “apa kabar, kita belum sempet kenalan, kenalin
gue Reza Mahasiswa semester akhir jurusan ekonomi” katanya sambil mengulurkan
tangan. “nama gue Ara,mahasiswi semester 4 ekonomi juga hihi” jawab gue sambil membalas uluran tangannya
“wihh berarti kamu junior aku dong yaa..” tambahnya. Pembicaraan kami pun
berlanjut sampai di kantin, kak Reza cerita banyak tentang suka dukanya kuliah
disini. Secara kan dia udah paling senior. Dia orangnya seru dan nyambung
banget kalo ngobrol sama dia, apalagi dia ganteng. Aduhh makin klepek kklepek
dh gue sama dia. Tapi rasanya nggak mungkin deh kak Reza suka sama gue. “Ra,
aku pergi dulu ya ntar malam aku pasti sms kok” ucapnya pamit padaku. Dan rika
pun datang “Ra, itu siapa? Ya ampun Ra ganteng banget, kece lagi gue mau dong
raa..” ucap Rika “ Itu Kak Reza, yang kemarin di nabrak gue, yaa jelas lah
ganteng orang gue juga suka sama dia. Loh mau? Nggak usah deh yaah.. itu punya
gue, Rika” balas gue. “iya dehh iya gue nggak bakal demen sama kak Reza, tapi
kalo Loh udah jadian sama dia jangan lupa Pajaknya ya, tlaktir gue beli cilok
sepuasnya di sini” “alahh Cuma cilok doang paling berapa sih? Oke sip. Tapi kak
Reza bakal suka sama gue nggak ya?” “ ya suka lah, loh nggak lihat tadi tatapan
mata kak Reza ke loh, itu menunjukan adanya benih-benih cinta dia untuk loh Ra”
goda Rika mencoba meyakinkan ku. “loh tau dari mana? So tau loh ka” ledek
gue”yehh .. gini-gini gue pernah pacaran keles, loh nggak tahu sih waktu SMP
mantan pacar gue banyak, SMA juga. Cuma sekarang gue udah pensiun jadi
playgirls” timpa Rika yang bicaranya ngebut kayak kereta express. “serah luh
deh ka”.
Tut tut tut..
suara ponsel pintar gue berbunyi, dan gue pun antusias untuk melihatnya
ternyata itu sms kak Reza dan bilang “Hallo Selamat malam Ara”, aku pun
membalasnya dengan cepat. Tak terasa aku sudah cerita ngalor ngidul hingga
waktu menunjukan pukul 23.00. “udah malam Ara, ayo cepet tidur ya, selamat
malam sampai ketemu di kampus, good sleep Ara Sayang” is isms terakhir yang
dikirimkan kak Reza. “Sayang” ? apa maksudnya? Namun hati ku tak bisa berbohong
aku berbunga-bunga membaca sms itu. Ya Tuhan semoga ini tidak hanya perasaan ku
saja semoga kak Reza juga merasakannya.
Matahari telah
menampakkan dirinya, jam weker ku berbunyi dan aku cepat bergegas mandi karna
hari ini adalah acara Wisuda Kelulusan kak Reza, tentu saja aku sangat excited
untuk hadir. Rika hari ini menjemput ku kerumah, karna dia sudah janji padaku
untuk berangkat bersama. “Ara ayo cepetan ntar kita bisa telat nih, katanya
acaranya sebentar lagi di mulai” teriak Ara di gerbang depan. “iya sebentar gue
pake sepatu dulu nih” sahut gue. Gue hari ini pengen tampil cantik di hari
bersejarah dalam kehidupan kak Reza, gue pake dress yang ribet dan higheels
yang nyiksa banget kaki gue serta lengap dengan make up yang mamah lukis di
wajahku. “Ra ini loh? Sumpah gue pangling lihat loh sekarang Ra, loh cantik
kelihatan feminim banget, so pretty!” puji Rika yang terkesima melihat
penampilan baru ku. “ahh udah deh loh nggak usah berlebihan gitu, ayo caw kita
kekampus” balas gue.
Sesampainya di
kampus, aku melihat kak Reza dengan keluarganya sedang berbincang-bincang, dan
kak Reza melihatku serta melambaikan tangannya ke arahku. Tentu saja
keluarganya menengok ku dan aku merasa gemeteran aku mencoba tenang hingga
akhirnya kaki ku keseleo “awww” tapi kak Reza menolongku dan aku pun tak jatuh.
“hati-hati dong ara, kamu ngga usah grogi biasa aja, anggap saja mereka juga keluarga
mu” bisik kak Reza. “oh jadi ini yang Namanya Ara, kamu cantik pantesan Reza
suka sama kamu, dia selalu cerita tentang kamu” kata Mamah kak Reza. “ihh mamah
jangan di bocorin, aku jadi malu” ucap kak Reza di tambah dengan senyumnya yang
bikin meleleh “hihihi Hallo Tante, Hallo Om” sapaku sambil mencium tangan
keduanya. Beberapa menit berbincang-bincang dengan keluarga kak Reza, mamahnya
membocorkan semua tentang kak Reza tanpa
di ketahuinya. Seru sekali keluarga kak Reza ini, aku senang berada di tengah-tengah
keluarga ini.
Acara wisuda
telah selesai kak Reza mengajak aku berfoto dengannya beserta keluarganya.
Seusai berfoto ria kak Reza membawaku ke taman pinggir kampus,aku nggak tahu
apa yang akan di lakukannya hingga akhirnya
dia mengeluarkan sebuah cincin “Ara, aku rasa tak perlu waktu lama untuk
aku mengenalmu karna walaupun pertemuan kita singkat namun aku sudah nyaman
berada di sampingmu, dengan mu, maukah kamu menjadi pendamping hidupku?” Oh
Tuhan kak Reza melamarku aku tak percaya akan hal ini, aku terkejut dan bahagia
sekali. “aku mau ... aku akan menjadi wanita hebat yang selalu mendampingi pria
hebat seperti kakak.” jawabku dengan uraian air mata kebahagiaan. Dan kak Reza
pun menyematkan cincin itu pada jari manis ku. Rencananya kita akan menikah
setelah aku lulus kuliah, dan akan meneruskan bisnis papahnya kak Reza di New
York.
Dua insan yang bertemu tanpa di sengaja, mulai
mendekat dan hingga akhirnya mereka terikat oleh cincin, yang akan menyatukan
mereka selamanya. Rencana tuhan itu indah dan tiada yang mustahil bagi-Nya.
selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar