Rabu, 08 April 2015

My Boyfriend is My Senior

                                    My Boyfriend is My Senior
Brukkk…  suara buku jatuh, tak sadar ternyata gue menabrak seseorang di hadapan gue.”ehh aduh maaf yaa” sapa gue pada sosok lelaki yang memakai jas macam yang mau siding skripsi “nggg… nggak apa-apa, justru gue yang harusnya minta maaf karna berdiri di tengah jalan dan sibuk memainkan ponsel begini”ucapnya sambil membereskan buku-buku yang tergeletak di lantai. Dia ,memalingkan wajahnya ke hadapan gue, seketika gue terkejut dan tak mampu berkata-kata lagi, dia menatap gue dan gue juga memandangnya “ehh maaf yaa, jadi gini” ucapnya lagi. “iyaa iyaa santai ajaa ..”. “gue harus cepet-cepet masuk soalnya udah di tunggu sama dosen, kapan-kapan kita ketemu lagi yaa! dahhh…”ucapnya sambil berlari-lari kecil. Siapa dia, kenapa gue merasakan sesuatu yang aneh, apa gue jatuh cinta padanya?
“Zahra.. loh kemana aja sih? Gue cariin dari tadi, ayo cepet kita ada kelas sekarang.. “ Cerocos Rika teman baik ku sejak SMP, dia terus ngikutin gue, kuliah pun sama, dia tidak mau pisah dari gue, bahkan dia memilih jurusan yang sama dan di kelas yang sama pula. “ya udahh ayok, loh jangan nyerocos aja”timpa gue. Oh iya nama gue Zahra Luttfia Fauzan biasa di panggil Ara, Mahasiswi Universitas Trisakti Jurusan Ekonomi. Gue baru semester 4, masih bisa di bilang junior lah. Hihihi
“Ra tadi loh kemana sih? Kok ke perpus lama banget?” tanya Rika dengan memasang muka seriusnya. “loh tahu nggak? Tadi gue ketemu sama kakak ganteng, terus dia natap gue gitu, dia juga bilang kalo dia pengen ketemu lagi sama gue”, “ahhh.. loh nggak usah mimpi deh Ra, ini siang bolong bangun woyy” teriak Rika yang tak percaya akan cerita gue. “Ini serius Ka, loh rese deh. Mana mungkin gue bohong, gue kan orang paling jujur no 1 di dunia ini”, “prettt .,. gue nggak percaya, kalo emang bener , loh pasti tahu dong siapa namanya? Hayoo lohh… “ goda Rika. “namanya siapa yaa? Gue belum sempet kenalan sama dia, dia kan buru-buru” “ahh luh mah ngeles mulu kek bajaj” balas Rika. ****
            Hari ini gue datang pagi-pagi ke kampus karna ada sesuatu hal yang belum gue kerjain, gue langsung tancap gas motor scooter gue. Di depan gerbang gue lihat kakak ganteng. Dan gue memberanikan diri untuk menghampirinya “permisi..” basa-basi gue pura-pura lewat di hadapannya, “eh.. kita kan pernah ketemu ya, yang kita tabrakan itu” sapa kakak ganteng membuka pembicaraan, “ohhh .. iya-iya inget-inget” balas gue “apa kabar, kita belum sempet kenalan, kenalin gue Reza Mahasiswa semester akhir jurusan ekonomi” katanya sambil mengulurkan tangan. “nama gue Ara,mahasiswi semester 4 ekonomi juga hihi”  jawab gue sambil membalas uluran tangannya “wihh berarti kamu junior aku dong yaa..” tambahnya. Pembicaraan kami pun berlanjut sampai di kantin, kak Reza cerita banyak tentang suka dukanya kuliah disini. Secara kan dia udah paling senior. Dia orangnya seru dan nyambung banget kalo ngobrol sama dia, apalagi dia ganteng. Aduhh makin klepek kklepek dh gue sama dia. Tapi rasanya nggak mungkin deh kak Reza suka sama gue. “Ra, aku pergi dulu ya ntar malam aku pasti sms kok” ucapnya pamit padaku. Dan rika pun datang “Ra, itu siapa? Ya ampun Ra ganteng banget, kece lagi gue mau dong raa..” ucap Rika “ Itu Kak Reza, yang kemarin di nabrak gue, yaa jelas lah ganteng orang gue juga suka sama dia. Loh mau? Nggak usah deh yaah.. itu punya gue, Rika” balas gue. “iya dehh iya gue nggak bakal demen sama kak Reza, tapi kalo Loh udah jadian sama dia jangan lupa Pajaknya ya, tlaktir gue beli cilok sepuasnya di sini” “alahh Cuma cilok doang paling berapa sih? Oke sip. Tapi kak Reza bakal suka sama gue nggak ya?” “ ya suka lah, loh nggak lihat tadi tatapan mata kak Reza ke loh, itu menunjukan adanya benih-benih cinta dia untuk loh Ra” goda Rika mencoba meyakinkan ku. “loh tau dari mana? So tau loh ka” ledek gue”yehh .. gini-gini gue pernah pacaran keles, loh nggak tahu sih waktu SMP mantan pacar gue banyak, SMA juga. Cuma sekarang gue udah pensiun jadi playgirls” timpa Rika yang bicaranya ngebut kayak kereta express. “serah luh deh ka”.
Tut tut tut.. suara ponsel pintar gue berbunyi, dan gue pun antusias untuk melihatnya ternyata itu sms kak Reza dan bilang “Hallo Selamat malam Ara”, aku pun membalasnya dengan cepat. Tak terasa aku sudah cerita ngalor ngidul hingga waktu menunjukan pukul 23.00. “udah malam Ara, ayo cepet tidur ya, selamat malam sampai ketemu di kampus, good sleep Ara Sayang” is isms terakhir yang dikirimkan kak Reza. “Sayang” ? apa maksudnya? Namun hati ku tak bisa berbohong aku berbunga-bunga membaca sms itu. Ya Tuhan semoga ini tidak hanya perasaan ku saja semoga kak Reza juga merasakannya.
Matahari telah menampakkan dirinya, jam weker ku berbunyi dan aku cepat bergegas mandi karna hari ini adalah acara Wisuda Kelulusan kak Reza, tentu saja aku sangat excited untuk hadir. Rika hari ini menjemput ku kerumah, karna dia sudah janji padaku untuk berangkat bersama. “Ara ayo cepetan ntar kita bisa telat nih, katanya acaranya sebentar lagi di mulai” teriak Ara di gerbang depan. “iya sebentar gue pake sepatu dulu nih” sahut gue. Gue hari ini pengen tampil cantik di hari bersejarah dalam kehidupan kak Reza, gue pake dress yang ribet dan higheels yang nyiksa banget kaki gue serta lengap dengan make up yang mamah lukis di wajahku. “Ra ini loh? Sumpah gue pangling lihat loh sekarang Ra, loh cantik kelihatan feminim banget, so pretty!” puji Rika yang terkesima melihat penampilan baru ku. “ahh udah deh loh nggak usah berlebihan gitu, ayo caw kita kekampus” balas gue.
Sesampainya di kampus, aku melihat kak Reza dengan keluarganya sedang berbincang-bincang, dan kak Reza melihatku serta melambaikan tangannya ke arahku. Tentu saja keluarganya menengok ku dan aku merasa gemeteran aku mencoba tenang hingga akhirnya kaki ku keseleo “awww” tapi kak Reza menolongku dan aku pun tak jatuh. “hati-hati dong ara, kamu ngga usah grogi biasa aja, anggap saja mereka juga keluarga mu” bisik kak Reza. “oh jadi ini yang Namanya Ara, kamu cantik pantesan Reza suka sama kamu, dia selalu cerita tentang kamu” kata Mamah kak Reza. “ihh mamah jangan di bocorin, aku jadi malu” ucap kak Reza di tambah dengan senyumnya yang bikin meleleh “hihihi Hallo Tante, Hallo Om” sapaku sambil mencium tangan keduanya. Beberapa menit berbincang-bincang dengan keluarga kak Reza, mamahnya membocorkan  semua tentang kak Reza tanpa di ketahuinya. Seru sekali keluarga kak Reza ini, aku senang berada di tengah-tengah keluarga ini.
Acara wisuda telah selesai kak Reza mengajak aku berfoto dengannya beserta keluarganya. Seusai berfoto ria kak Reza membawaku ke taman pinggir kampus,aku nggak tahu apa yang akan di lakukannya hingga akhirnya  dia mengeluarkan sebuah cincin “Ara, aku rasa tak perlu waktu lama untuk aku mengenalmu karna walaupun pertemuan kita singkat namun aku sudah nyaman berada di sampingmu, dengan mu, maukah kamu menjadi pendamping hidupku?” Oh Tuhan kak Reza melamarku aku tak percaya akan hal ini, aku terkejut dan bahagia sekali. “aku mau ... aku akan menjadi wanita hebat yang selalu mendampingi pria hebat seperti kakak.” jawabku dengan uraian air mata kebahagiaan. Dan kak Reza pun menyematkan cincin itu pada jari manis ku. Rencananya kita akan menikah setelah aku lulus kuliah, dan akan meneruskan bisnis papahnya kak Reza di New York.

Dua insan yang bertemu tanpa di sengaja, mulai mendekat dan hingga akhirnya mereka terikat oleh cincin, yang akan menyatukan mereka selamanya. Rencana tuhan itu indah dan tiada yang mustahil bagi-Nya.
selesai
           



Tidak ada komentar:

Posting Komentar